More than Sibling Quote says

Ummi dan Abi saya punya 4 anak, 2 laki-laki (Kakak dan Saya) dan 2 Perempuan (Adik dan Adik kecil), saya anak kedua, dan saya puny...


Ummi dan Abi saya punya 4 anak, 2 laki-laki (Kakak dan Saya) dan 2 Perempuan (Adik dan Adik kecil), saya anak kedua, dan saya punya 2 adik. Dari dulu saya tidak terlalu dekat dengan Aa, ngobrol pun sedikit-sedikit, paling kalau saya ada perlu baru berani rengek-rengek sama Aa haha. Nah, justru saya paling dekat dengan adik saya (anak ketiga, beda setahun), karena sering pergi bareng, sering ngobrol, dan sering cerita. Bahkan dari dulu kita sudah selalu berbarengan, sampai disangka anak kembar, padahal tidak mirip sama sekali.

Jadi dulu, umur 5 tahun saya sudah disekolahkan di SD oleh ummi, tapi setelah orang tua diskusi, akhirnya adik saya yang baru 4 tahun pun ikut dimasukkan ke SD, dan kami berdua tidak masuk TK terlebih dahulu karena umur 3 tahun kami sudah bisa membaca dan berhitung dan semua yang anak lain seumur kami tidak bisa haha. Jadi, sekelaslah kami dari kelas 1 sampai kelas 6. Tapi waktu itu kami salah tugas, bukannya saya menjaga adik dari teman jahat tipe-tipe Giant Suneo, malah saya yang banyak ditolong oleh adik. Seperti waktu kelas 3 SD saya diganggu oleh teman sekelas yang sok jago, karena saya orangnya pengecut saya tidak berani melawan, adik saya tiba-tiba membawa sapu dan dipukul deh si pengganggu.

Naik SMP, kami masuk sekolah yang sama lagi, dan sekelas lagi. Waktu awal masuk SMP, sempat diledekin teman sekelas, karena waktu itu kita memakai Bahasa Indonesia, sementara kebanyakan anak lain memakai Bahasa Sunda, diledek anak-anak sok sok ngota. Terus karena waktu ospek orang-orang bekal nasi, kita bekal sandwich (bukan karena mau sok keren, tapi karena orang tua yang super sibuk), makin diledekin anak sok dan sombong, padahal mah kita biasa aja. Ya sudah, karena kita orangnya cuek-cuek masa bodo, malah disengajain pamer, hahaha. Pas SMA, kita masuk sekolah yang lagi-lagi sama, tetapi kali ini alesannya karena ummi saya mengajar disiana. 

Yaa dari dulu kita memang tidak terpisahkan, waktu kecil kalau kita tidak punya teman main sekomplek, kita cuma main berdua saja, naik ke genteng, naik pohon jambu, naik pohon mangga, gambar-gambar, atau sekedar lemparin permen karet ke rumah anak nakal. 

Sekarang kami sudah berkuliah di universitas yang berbeda, walaupun sudah sama-sama sibuk, tapi masih sering menyempatkan diri untuk main bareng, kemana aja. Seperti kata Clara Ortega, "To the outside world, we all grow old. But not to brothers and sisters. We know each other as we always were. We know each other's hearts. We share private family jokes. We remember family feuds and secrets, family griefs and joys. We live outside the touch of time."

You Might Also Like

4 comments

  1. Kok asyik banget sih bisa gitu :')
    Saya mah ngga pernah tuh sekelas, sesekolah sama kakak kakak (sepupu) padahal dari kecil udah deket banget, kayak kakak kandung.
    Malah pacar yang sekampus sama kakak kakak sepupu. Huft
    #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. niat orang tua sih kepingin ada yang jagain adek itu juga, tapi malah sebaliknya hehe.

      Delete