Filosofi Kegagalan

  Sebelum berhasil dengan penemuan komersilnya, ia telah membuat berbagai macam alat, tetapi sama sekali tidak berfungsi selayaknya...



 

Sebelum berhasil dengan penemuan komersilnya, ia telah membuat berbagai macam alat, tetapi sama sekali tidak berfungsi selayaknya, dan sulit mendapat hak paten. Sebelumya pun ia pernah dipecat dari pekerjaannya karena gagal pada saat sedang bereksperimen. Dibalik kekurangannya dalam hal pendengaran, ia terus mencoba dan berusaha, sampai setelah 9955 bereksperimen, akhirnya terciptalah bola lampu pijar yang menyala. 9955 kali percobaan yang tidak berhasil tidak membuatnya menyerah, bahkan ia tidak ingin menyebunya sebagai kegagalan.  Ialah Thomas Alfa Edison. Bayangkan jika sampai hari ini tidak ada lampu pijar?

Begitupun pria satu ini, kesedihan karena dipecat dari perusahaan yang justru ia adalah pendirinya, tidak membuatnya menyerah dan terus berlarut-larut. Ia merintis perusahaan komputer, tapi tidak membawa hasil yang baik. Setelah itu, takdir membawanya kembali ke perusaahaan yang ia dirikan sekaligus memecatnya dahulu, yaitu Apple. Dimulai dari situlah tercipta iPod, iPhone, dan inovasi-inovasi baru, buah dari kegagalan, penolakan, dan yang pasti kerja keras.

Memang mungkin yang kita alami tidak seekstrim mereka, tidak sampai harus mencoba sampai 9955 kali, tidak sampai dipecat dari usaha yang kita sendiri founder-nya. Tapi, kita bisa melihat betapa pantang menyerahnya mereka dalam menghadapi kegagalan. Kita bisa jadikan ‘usaha’ mereka sebagai sumber inspirasi. Kita contoh saja anak-anak yang baru belajar berjalan, apakah bisa langsung berjalan? Tentu tidak kan? Mereka akan jatuh berkali-kali, tapi apa mereka menyerah dan berhenti belajar berjalan ? jelas tidak. Jadi, anak kecil saja tidak mudah menyerah kenapa kita tidak bisa?


Bersedih hati boleh, tapi jangan berlama-lama, ingat show must go on. Boleh juga menyesali, tapi hanya untuk dijadikan pelajaran kemudian, juga untuk memperbaiki apa yang salah di masa lalu. Apakah dengan terus-terusan menyesali kegagalan maka masa lalu akan kembali? Apakah dengan menyelami kesedihan maka sukses akan datang dengan sendirinya? ‘Aturan Kehidupan’ kita tidak seperti itu. 

Lantas kunci menghadapi kegagalan seperti apa? Pastinya jangan mudah mudah putus asa, jangan berburuk sangka pada takdir, cepat motivasi diri dan bangkit, dan yang jelas adalah sabar, "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Al-Insyirah 5-6)

Jelas saya pun masih belajar dan kadang sakit hati, tetapi kembali ingat Allah. Tentu Allah punya rencana yang terbaik dari yang terbaik untuk kita bukan?

sumber :

You Might Also Like

4 comments

  1. Karena kegagalan bukanlah kemenangan yg tertunda, tapi jalan menuju kemenangan ya harus melewati jurang kegagalan.
    Karena kegagalan juga adalah motivasi agar kita berdekat-dekatan dengan-Nya.

    ReplyDelete
  2. Waah ka Ihwan. Masih muda kayak kita kita ini harus lebih bersemangat kalau gagal karena punya lebih banyak kesempatan.
    Semangat, ya :)

    ReplyDelete