Bukan ! bukan tentang kebencian
yang akhirnya menjadi cinta. Bukan pula kebencian karena tak dapat harta
gono-gini. Tapi gue akan membahas ‘kebencian’ secara real dan patut
diperbincangkan *jilat-jilat pisau*
(sumber) |
Kebencian merupakan emosi yang sangat kuat dan
melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati
untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena
(Wikipedia). Kebencian juga biasanya disertai dengan rasa ingin menghancurkan
menghindari atau menghilangkan yang kita benci tersebut (masih Wikipedia). Tapi
hati-hatilah terhadap kebencian, karena kebencian suatu saat akan mendatangkan
‘sesuatu’ -yang-tidak-kita-sadari- akan (sedikit) mempengaruhi jalan cerita
kehidupan kita, ehemm.
Gue akan kasih beberapa contoh
kasus aneh yang pernah gue alami tentang kebencian pada seseorang yang akhirnya
merubah jalan cerita kehidupan gue sendiri.
a. Dulu gue pernah benci sama seseorang, dia temen sekelas waktu SMP.
Alasan gue benci sama dia karena satu hal sepele, nilai akademiknya selalu saja
diatas gue, apalagi nilai yang gurunya adalah laki-laki, sehingga membuat gue
semakin benci. Tapi sekarang ? kita sahabatan layaknya Doraemon dan Nobita,
Kyuhyun dan Seohyun #EA
b. Keluarga saya dan tetangga sebelah rumah dulunya adalah musuh
abadi, tapi siapa sangka sekarang tetangga gue besanan sama ayah ibu gue ?
c. Ketika kalian membenci
sebuah pelajaran, pasti kalian juga akan membenci guru nya bukan ? gue pun kaya
gitu sewaktu SMP, gue gak suka pelajaran Biologi karena hal sepele, materi
reproduksi. Tapi guru yang tidak gue sukai itu malah menjadi wali kelas gue dan
hebatnya malah membawa gue jadi juara 3 LKS Biologi #EAAA
d. Terakhir, gue sangat sangat
sangat gak suka sama orang yang suka mengejek gue, ngehina gue. Tapi kebanyakan
pada akhirnya mereka jadi akrab sama gue. Mereka jadi pacar sahabat gue, mereka
jadi temen main futsal gue dan temen organisasi.
Pertanyaannya, kenapa orang-orang yang gue benci menjadi sebegitu
‘dekat’ sama gue ?
Menurut Dr. Sigmund Freud (di
salah satu buku yang gue baca), alam bawah sadar kita itu sebagian besar mengendalikan
perilaku dan perasaan. Saat kita sangat membenci suatu objek atau kita sedang
dalam penuh amarah terhadap sesuatu, alam bawah sadar kita secara tidak
langsung akan terus mengingat orang / objek yang kita benci, sehingga pada
akhirnya kita justru akan merasa dekat dengan orang / objek tersebut. Bingung ?
gue juga. *makan silet*
(sumber) |
Kalo gue punya teori ‘KEHEBATAN
TUHAN’. Tuhan tidak menginginkan adanya kebencian yang berlebihan di antara
umat manusia, Dia pun melarang adanya permusuhan. Maka dari itu Tuhan
menjadikan orang-orang yang justru kita benci menjadi dekat dengan kita, agar
kebencian dan permusuhan sirna dari muka bumi ini, Wallahu A’lam Bishawab :)
(sumber) |
Adapun kebencian yang berlebih harus kita hindari, karena jika hati kita penuh dengan rasa benci kehidupan kita tidak
akan tenang, dijamin. Kebencian juga membuat kita melupakan kebaikan seseorang
terhadap kita. Kebencian adalah awal dari penyakit hati lainnya.
Banyak-banyaklah mengingat Tuhan :)
Mari kita sudahi dulu tulisan
ini. Sampai jumpa lagi nanti ! *kibas-kibas jubah* *terbang*
14 comments
ada teori menarik yang mendukung teori ini. teori AIDDA. silakan lo search aja. intinya sih antara benci dan suka itu beda tipis
ReplyDeleteteori itu juga ada hubungannya sama ekonomi hehe #anakekonomi
Deletehidup ini indah tanpa kebencian *asiik :D
ReplyDeleteyeay \m/
DeleteDulu waktu SMP, gue pernah benci sama seorang cewe yang duduknya tuh di depan gue. Ya alesannya dia terlalu cuek kalo ngobrol sama gue. Tapi siapa sangka, setelah itu kami bersahabat, lalu pacaran. Ya, meski pada akhirnya putus dan lost contact.
ReplyDeletededen curhat ? ._. masih cinta monyet ya ? #eh #salahfokus
Deleteiya benci jadi cinta wkwk~
ReplyDeleteCoba bayangin kalo di dunia ini gaada benci, pasti Satpol PP kerjanya cuma duduk-duduk sambil kipas-kipas doang... #lha
ReplyDeleteSatpol pp penuh kebencian haha
DeleteSatpol pp penuh kebencian haha
DeleteKarena benci itu sebenernya bukan kebalikan dari cinta. Benci itu karena ketiadaan cinta itu sendiri. Jadi ketika kita benci pada sesuatu, wajib hukumnya intropeksi diri. Tanyalah pada diri sendiri, "Oh tidak adakah cinta dalam jiwaku?". *muka serius so filosofis*
ReplyDeleteCinta itu seperti couple AripSeo.
kok ihwan lebih fokus ke bacaan AripSeo nya ya ? ._.
DeleteDua kali membenci orang, tapi dua kali juga orang yang gue benci itu berbanding terbalik dari pikiran gue. Yang dulunya gue pikir ke dua orang itu jahat, malah baik dari pada orang lain.
ReplyDeletehaha pernah ngalamin juga,dulu pas waktu smp aku benci banget sama dia ekh setelah lulus SMA kita malah jadian :) ya walau akhirnya putus juga .hha
ReplyDelete