Cerita
Thougts and Writing
SNSD dan Product Life Cycle
Wednesday, May 04, 2016
Beberapa
waktu lalu saya membaca sebuah artikel dari portal berita K-Pop yang isinya komparasi jumlah viewers antara MV Lion
Hearts-nya SNSD dan Like OOH AH-nya TWICE, yang dimana grup rookie TWICE unggul
3 juta viewers dari SNSD sunbaenim, padahal mv mereka rilis 3 bulan setelah
Lion Heart keluar. Lalu saat kemarin konser Phantasia SNSD, teman saya bilang
seat PINK cukup sepi sampai bisa niru-niru dance-nya Taeyeon dengan leluasa (“bisa
lari kesana kemari juga loh, wan!”).
Di dalam ilmu ekonomi ada suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk, dinamakan Product Life
Cycle. PLC ini terdiri dari empat tahapan, yaitu intro, growth, maturity, dan decline. Menurut pandangan mengada-ada saya, SNSD sebagai
salah satu produk jasa (jasa pemberi kebahagian utopis dan imaji (?)) dari SM
Entertainment, saat ini sedang berada di awal masa Maturity, dimana tahap ini
adalah titik tertinggi dalam siklus. Ciri-cirinya adalah strategi pemasaran dan
pasar yang cenderung jenuh, serta penjualan menjadi lebih sensitif.
Pasar yang jenuh adalah efek dari ketiadaan inovasi dalam startegi
pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen. Jadi dengan hanya mengandalkan
lemon soju tequila mojito saja ngga akan cukup untuk memuaskan pasar. Inovasi ini
bisa dikembangkan dari segi apa aja sih, mau itu lagunya, MV, atau konsep yang
diusung. Meskipun bagi SONE kayak saya, MV You Think yang biasa-biasa saja
tetep ditunggu. Yang lebih penting lagi sih analisis potensi pasar, jadi album
plus whole package-nya ngga dibuat hanya untuk memuaskan fans aja, tapi juga
menarik fans (konsumen) baru. Caranya ya dengan konsep segmenting, targeting
dan positioning.
Penjualan lebih sensitif maksudnya angka pemasukan untuk album, konser,
iklan dan lain-lain mengalami penurunan jika dibandingkan dengan penjualan
album sebelum-sebelumnya. Kita semua setuju kalau era The Boys sampai I Got A
Boy adalah puncaknya SNSD, dan kalau dibandingkan dengan sekarang hasilnya
sangat jauh.
Mengacu pada hakikat produk dalam kegiatan ekonomi, apabila suatu
produk telah mengalami / sedang berada di puncak penjualan maka ada saatnya
produk tersebut akan mengalami penurunan. Nah, Imbas dari kedua faktor yang
saya sebutkan tadi nantinya mempengaruhi life cycle ke arah Decline atau
penurunan bahkan sampai dead end. Ngga mau saya mah kalo SNSD nantinya ngga
bikin karya lagi. Untuk itu ada istilah Extension Product yang tujuannya
memperpanjang daur hidup. Secara ngga langsung ini adalah tugasnya SM
entertaintment.
Pada prinsipnya, hal-hal dasar dan mainstream yang harus dilakukan manajemen kalo ngga mau artisnya decline
adalah dengan, satu extension strategies, membuat teknik-teknik strategi kreatif untuk improve
penjualan. Dua,
adding value, menambahkan atau membuat sesuatu
yang baru yang berbeda atau lebih baik dari kompetitor. Tiga expansion and
explore market, seperti
yang saya bilang tadi, jangan tersegmentasi hanya pada fans saja, tapi juga
mencari konsumen baru.
Untuk melakukan ekstensi ini memang akan banyak mengalami kendala pada
praksisnya, apalagi ini kan internalnya SNSD. Kalau dari manajemennya, dalam hal ini kesatuan perusahaan SM, malah
lebih gampang. Buktinya saat ini SM lagi gencarnya melakukan ekstensi produk
(idol), meregenerasi idol-idol angkatan lama (TVXQ, SuJu, bahkan SNSD dan fx)
dengan yang baru dan fresh, kayak EXO, Red Velvet, NCT U. Implikasinya jelas,
yang lama terabaikan, ibarat masih inget mantan eh ada pacar baru, lama-lama
lupa deh sama mantan. Gitu sih. Ah dasar kapitalis.
Ini masih spekulasi kok, kan kata
Phillip Kotler, orang yang jago ekonomi, kalau Product Life Cycle ini tidak
konstan dan tidak dapat diduga-duga lamanya dalam satu tahap. Suatu produk
mungkin kelihatannya mencapai tahap kedewasaan, padahal hanya mencapai saat
mendatar pada tahap pertumbuhan untuk sementara sebelum menaiknya kurva untuk
kedua kalinya.
5 comments
Imaji????
ReplyDeleteBuset ya ini karir SNSD aja bisa sampe dianalisis. Dah kak kalo belajar ekonomi skripsinya tentang masalah idol korea yang kena regenerasi aja dan mengalami tahap-tahap di atas... *ngaco*
Btw, iya setuju dari The boys sampe I Got A Boy itu lagi puncak-puncaknya. Bukannya single yang The Boys itu sampe ada ver. Inggrisnya dan pernah tampil di Amrik ya? (Dulu pernah kepo tapi lupa dikit)
Tapi gimana caranya biar nggak dead end atuh kan nanti mereka juga menua ._.
aku sanggup bikin skripsi manajemen artis, tapi masa harus ke korea dulu :(
Deletekalau menurut saya, dalam berkarya ngga ada istilah menua.
Ya emang gitu sih industri idol mah, paling lama satu "produk" ya bertahan paling lama 10 tahun, udah gitu ganti "produk" lain. Dulu SM punya HOT dan SES, terus BoA, ya sekarang produk utamanya masih SNSD. Hari ini Taeyeon, besok Wendy.
ReplyDeleteNah gimana caranya biar bisa lebih dari 10 tahun?
DeleteTaeyeon now and forever, besok Joy.
Menurut artikel "Factory Girl" mah, grup idola paling lama justru 5 tahun. Cara buat perpanjangnya sebatas idol individual, ada yg jadi penyanyi solo, kalau enggak ya jadi pemain drama/film, atau varshow.
DeleteWendy, misalnya, bakal jadi ost queen kayak Taeyeon. Joy mah paling cocok jadi penerus Yoona sih. Atau bisa jadi penyanyi trot, haha.