Cerita
Filosofi Kegagalan
Thursday, July 30, 2015
Sebelum
berhasil dengan penemuan komersilnya, ia telah membuat berbagai macam alat,
tetapi sama sekali tidak berfungsi selayaknya, dan sulit mendapat hak paten.
Sebelumya pun ia pernah dipecat dari pekerjaannya karena gagal pada saat sedang
bereksperimen. Dibalik kekurangannya dalam hal pendengaran, ia terus mencoba
dan berusaha, sampai setelah 9955 bereksperimen, akhirnya terciptalah bola
lampu pijar yang menyala. 9955 kali percobaan yang tidak berhasil tidak
membuatnya menyerah, bahkan ia tidak ingin menyebunya sebagai kegagalan. Ialah Thomas Alfa Edison. Bayangkan jika
sampai hari ini tidak ada lampu pijar?
Begitupun
pria satu ini, kesedihan karena dipecat dari perusahaan yang justru ia adalah
pendirinya, tidak membuatnya menyerah dan terus berlarut-larut. Ia merintis
perusahaan komputer, tapi tidak membawa hasil yang baik. Setelah itu, takdir
membawanya kembali ke perusaahaan yang ia dirikan sekaligus memecatnya dahulu,
yaitu Apple. Dimulai dari situlah tercipta iPod, iPhone, dan inovasi-inovasi
baru, buah dari kegagalan, penolakan, dan yang pasti kerja keras.
Memang
mungkin yang kita alami tidak seekstrim mereka, tidak sampai harus mencoba
sampai 9955 kali, tidak sampai dipecat dari usaha yang kita sendiri
founder-nya. Tapi, kita bisa melihat betapa pantang menyerahnya mereka dalam
menghadapi kegagalan. Kita bisa jadikan ‘usaha’ mereka sebagai sumber
inspirasi. Kita contoh saja anak-anak yang baru belajar berjalan, apakah bisa langsung
berjalan? Tentu tidak kan? Mereka akan jatuh berkali-kali, tapi apa mereka
menyerah dan berhenti belajar berjalan ? jelas tidak. Jadi, anak kecil saja
tidak mudah menyerah kenapa kita tidak bisa?
Bersedih
hati boleh, tapi jangan berlama-lama, ingat show must go on. Boleh juga
menyesali, tapi hanya untuk dijadikan pelajaran kemudian, juga untuk
memperbaiki apa yang salah di masa lalu. Apakah dengan terus-terusan menyesali
kegagalan maka masa lalu akan kembali? Apakah dengan menyelami kesedihan maka sukses
akan datang dengan sendirinya? ‘Aturan Kehidupan’ kita tidak seperti itu.
Lantas
kunci menghadapi kegagalan seperti apa? Pastinya jangan mudah mudah putus asa,
jangan berburuk sangka pada takdir, cepat motivasi diri dan bangkit, dan yang
jelas adalah sabar, "Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan". (Al-Insyirah 5-6)
Jelas
saya pun masih belajar dan kadang sakit hati, tetapi kembali ingat Allah. Tentu
Allah punya rencana yang terbaik dari yang terbaik untuk kita bukan?
sumber :
4 comments
Karena kegagalan bukanlah kemenangan yg tertunda, tapi jalan menuju kemenangan ya harus melewati jurang kegagalan.
ReplyDeleteKarena kegagalan juga adalah motivasi agar kita berdekat-dekatan dengan-Nya.
betul banget rip, semakin dekat dengan-Nya
DeleteWaah ka Ihwan. Masih muda kayak kita kita ini harus lebih bersemangat kalau gagal karena punya lebih banyak kesempatan.
ReplyDeleteSemangat, ya :)
duh disemangatin :') siap makasih hehe
Delete