Renungan Akhir Hayat

Ketika saya sedang sendirian, melamun, banyak ingatan terlintas di pikiran. Memori akan masa lalu meruak, ada yang menimbulkan kesan ma...


Ketika saya sedang sendirian, melamun, banyak ingatan terlintas di pikiran. Memori akan masa lalu meruak, ada yang menimbulkan kesan manis, ada pula yang hanya berakhir dengan penyesalan, dan muncul kesedihan.

Teringat ketika Abah saya meninggal. Orang yang selalu terjaga tengah malam hanya untuk menemani bermain mobil-mobilan. Pelukannya hangat, dipangkuannya saya sering menggapai kaca mata dari wajahnya. Ketika saya berkelahi dengan teman sekelas, beliau datang ke sekolah, menatap wajah saya, tidak terucap kata menyalahkan, kemudian menggendong pulang saya yang pura-pura tertidur. Tetapi, yang selalu tidak kita tunggu datang dengan tiba-tiba. Kesedihan, air mata, amarah, penyesalan, semua terasa kabur, yang tersisa hanya kenangan.

Kematian, satu kata yang paling ditakuti. Kita tidak akan pernah tau kapankah tubuh ini berhenti bernafas.  Kenapa kita harus berhenti hidup? Kemana kita akan pergi setelah mati? Dan banyak lagi pertanyaan yang tidak bisa terjawab. Saya pun sering berpikir, bagaimana akhirnya hidup ini? akankah roh kita sekarang nantinya akan hilang berbaur bersama alam dan menjadi entitas tidak terlihat, tidak merasakan apapun, hanya raib dan gelap. Saya terus gelisah mengenai “akhir” dari hidup ini apakah hanya akan seperti nyala api yang ketika tertiup angin akan mati dan tidak menimbulkan apa-apa.

Dalam agama saya, kematian bukan akhir, tetapi justru adalah awal dari “kehidupan” yang sebenarnya, “kehidupan” hasil dari apa yang diperbuat selama di dunia (Jika banyak berbuat baik maka hasilnya akan baik, begitu sebaliknya). Jadi karakter hakiki kematian itu bukanlah kemusnahan, kematian hanya perantara atau jembatan yang harus kita lewati guna mencapai kehidupan kekal yang “sesungguhnya”. 

Tidak sedikit pula yang merutuk kepada Tuhan, mengapa harus ada pencabutan nyawa? Apakah Tuhan tidak mengerti rasa sakit? Tetapi untuk apa merutuk dan mendebat takdir Tuhan karena sudah pasti tidak akan menjadikan apapun, karena “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati….” (Ali Imran: 185), “……….. sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian………” (Al Jumu’ah: 8)


sumber gambar : here

You Might Also Like

1 comments

  1. Ga usah takut pada kematian karena apa yg akan terjadi setelah kita mati nanti, kita tidak akan pernah tahu. Agama mengatakan tentang kehidupan setelah kematian, kebangkitan dan penghakiman terakhir, surga dan neraka, tapi apakah semua itu benar ada? Ga ada yg tahu dan ga ada yg bisa buktiin.

    Kalo buat gua pribadi sih, gua cuma punya satu pegangan : kalo suatu hari nanti gua mati dan kemudian bertemu dengan Sang Pencipta, gua pengen bisa berkata kepada Dia : "Semua bakat dan talenta yang Kau berikan untukku, sudah kugunakan semua, sampai habis tidak tersisa...bagi kebahagiaan orang-orang di sekelilingku"

    ReplyDelete