Orang
bilang menulis itu mudah, tinggal cari inspirasi atau gagasan, lalu ungkapkan. Inspirasi
bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal-hal sepele. Argumen pun bisa kita
keluarkan jika ada isu yang menarik atau yang kita sukai. Semua serba mudah,
apalagi di era internet ini, tinggal buka browser, lalu googling berita yang enak dijadikan bahasan.
Bagi
saya, mendapatkan inspirasi dan membuat gagasan itu mudah, tapi semua ambyar
ketika harus dituangkan dalam bentuk tulisan. Bukan karena bingung akan diksi
(justru kalimat per kalimat akan mudah mengalir jika sudah menemukan kata yang
tepat), bukan pula bingung dalam menentukan jenis tulisan apa yang akan dibuat,
sangat mudah mengkategorikan jenis tulisan, entah itu berbentuk narasi, eksposisi,
sampai yang persuasif. Intinya, “mengungkapkan” itu mudah.
Kebingungan
terbesar saya justru datang dari isi tulisan yang saya buat, apa bisa
dipertanggung jawabkan? I mean, seberapa tau sih saya tentang isu yang saya
bahas? Seberapa yakin sih saya akan argumen yang saya sampaikan? Saya jadi
merasa minder, banyak draft tulisan yang tidak jadi diposting di blog ini,
karena setelah dibaca ulang ternyata banyak sekali kesotoyan dan ketidaktahuan
saya. Akhirnya saya malu sendiri karena merasa kurang ilmu dan kurang
nutrisi.
Jelas
saya perlu banyak usaha untuk memperbaiki kekurangan saya. Usaha pertama yang
saya buat sudah pasti membaca lebih
banyak. Jadi malu ketika melihat rak buku di kamar kebanyakan novel dan
komik, bahkan untuk buku-buku materi kuliah pun hanya diberi space satu baris,
dan paling ujung jadi agak sulit terlihat (hehe). Buku-buku “bernutrisi” jarang
saya beli, jadi hanya sebagian yang mejeng
di rak. Akhirnya karena rasa kesal akibat merasa kurang ilmu, ketika
mengunjungi toko buku, booth yang saya lihat-lihat paling awal haruslah
Sejarah, dilanjut ke Ekonomi (karena fakultas saya), Psikologi, dan Agama,
bagian novel dan komik jadi destinasi terakhir. Sebenarnya saya suka segala
jenis bacaan, tapi karena malas berpikir berat akhirnya jarang membaca buku
selain novel/komik.
Selain
membaca buku-buku bagus, aktifitas di
internet pun saya pilah juga. Jujur, aktifitas dunia maya saya, selain
sosmed dan mengerjakan tugas, paling 9gag-ing dan Youtube-an (Di Youtube pun
channel yang di-subscribe hanya channel-channel hiburan), dan mencari sumber
untuk tulisan yang saya buat. Mencari sumber dan fakta untuk tulisan pun hanya
lewat Wikipedia, sama sekali tanpa melirik bagian references dan external links
untuk meneliti sumber yang lebih jelas. Sekarang, mencari referensi pun
diperbanyak, minimal 5 situs web, supaya penalaran saya lebih luas.
Saat
ini, saya haus akan diskusi, senang
rasanya mendapat pengetahuan dan pemikiran baru dari orang-orang yang
berbeda-beda. Beruntunglah kampus saya dan kosan bersebelahan dengan Unpad yang
banyak fakultasnya, senang bisa bertemu dan berteman dengan orang yang berbeda
jalur dari saya (khususnya anak antropologi dengan ‘ilmu general’ nya).
Insya
Allah, postingan saya setelah ini mungkin bisa banyak berubah khususnya untuk
tulisan yang saya labeli Thoughts and Writing, meskipun pasti masih banyak
kekurangan dan lubang (read: kesotoyan) di sana sini, tetapi I promise to
myself akan terus banyak belajar dan mencari ilmu dengan sungguh-sungguh. Saya yakin
bahwa wawasan itu penting, agar semua tulisan yang kita buat bisa dipertanggung
jawabkan, mengandung fakta yang jelas dan tidak asal cuap saja.
sumber gambar : here
6 comments
Emang ya rasanya mau menulis blog itu suka bingung apa bisa dipertanggungjawabkan, benar secara ilmiah atau gimana.
ReplyDeleteTapi aku punya tips dari Dee Lestari, kata beliau lebih enak kalau menulis dulu, dan mencari 'kebenaran'nya di tengah-tengah menulis itu, hanya untuk memastikan kita di jalur yang benar, atau ada yang kurang dari tulisan kita.
Itu sebenarnya cara yang efektif menurut beliau ^^
tips nya bagus juga, jadi tulis apa yang kita ketahui dulu, di sela-sela menulis sambil cari sumber, untuk meyakinkan dan mengoreksi jika ada yang salah.
DeleteSuka banget sama kutipannya Dee. Memang bener, karya tulis yg paling bagus adalah tulisan yg paling jujur. Bagi gua, menulis juga bukanlah hal yg sulit, yg sulit adalah waktunya. Semenjak kuliah S2, susah banget bisa cari waktu untuk bisa nulis. Dan ya, 9gagging itu aktivitas yg paling menyita waktu wkwkwk
DeleteBener banget Wan, lagi rada galau juga soal tulis-menulis nih.
ReplyDeleteDan solusinya emang itu tadi: tingkatin budaya literasi dan diskusi dengan beragam 'makhluk'.
Wah samaan. Ya emang sih semakin kesini baru sadar kalo harus ada peningkatan dalam menulis. Yuk ah diskusi! Haha
DeleteJangan kebanyakan di Jatinangor, hayu main-main ke Bandung. Banyak diskusinya di sini mah.
ReplyDelete