Séance
Saya
pernah membaca novel berjudul Sapphire Battersea (berlatar di Inggris), karya Jacqueline Wilson, di dalamnya ada
karakter bernama Sarah, seorang pembantu yang bekerja di rumah seorang penulis.
Sarah ini sering menghadiri rangkaian pertemuan yang diadakan oleh Madame Berenice,
seorang cenayang yang bisa memanggil arwah. Sarah sendiri mengikuti pertemuan
itu karena rindu pada ibunya yang sudah meninggal, dan ingin berkomunikasi lagi
dengan ibunya.
Belakangan
ini saya baru tau kalau kegiatan itu disebut Séance, yaitu sebuah pertemuan
yang dilakukan beberapa orang yang tujuannya untuk bisa berkomunikasi langsung
dengan arwah (bisa juga melalui media perantara, seperti cenayang tadi).
Waktu
saya membaca beberapa artikel mengenai Séance, kebanyakan partisipan mengikuti
kegiatan ini adalah untuk berbicara dengan arwah keluarga dekat mereka, seperti
suami yang meninggal dalam perang, atau anak-anak mereka yang sudah meninggal
(seperti yang pernah dilakukan Abraham Lincoln dan istrinya). Pemanggilan arwah
ini dilakukan memang atas dasar kesedihan karena ditinggal orang-orang
tersayang, dan juga kerinduan untuk bercengkrama dengan mereka.
Coba
kalau di Indonesia ada yang seperti ini ya, eh sepertinya ada, tapi tujuannya
mungkin yang berbeda. Disini, pemanggilan arwah dilakukan untuk mendapatkan
wejangan dan tips-tips untuk cepat kaya hehe.
You are what you eat
Kalimat itu jika dicerna lebih lanjut sebenarnya bisa bersifat universal, ‘eat’ disana bisa diartikan lebih dari sekedar ‘memasukan sesuatu ke dalam mulut untuk kemudian dicerna dalam tubuh’ (iya panjang hehe). Tapi bisa juga berbentuk stimulus yang kita terima dari lingkungan, bagaimana kita memproses stimulus itu sendiri.
Lingkungan
memang salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam pembentukan dan perkembangan perilaku kita. Saya
percaya bahwa dimana kita berbaur di satu lingkungan secara konstan, maka
secara sadar maupun tidak sadar kita mengadaptasi pola pikir dari lingkungan
itu sendiri. Tapi itu sih tergantung dari pribadi kita sendiri ya. Misalkan,
saya berada di lingkungan pergaulan remaja yang suka belajar dan rajin
mengerjakan tugas (hehe), maka stimulus yang berada di pergaulan itu
menghasilkan “awareness” pada saya untuk melakukan “evaluation” dan akhirnya
saya ber-“adaptation” (?) dengan pergaulan itu.
Aduh,
saya lupa itu teori siapa, pokoknya awal mula terbentuknya perilaku baru itu
ada 5 tahap, yaitu awareness, saya lupa yang kedua, lalu evaluation, lalu saya
lupa lagi, dan yang terakhir adaptation. Googling saja ya kalau mau tau hehe.
Jadi kesimpulannya, “kita” sekarang adalah hasil dari apa yang kita “makan”,
atau kalo dihubungkan dengan perilaku artinya, perilaku kita sekarang adalah
hasil proses dan rangsangan dari lingkungan kita berada.
Saya
mau soleh, rajin, dan gaul, jadi saya disarankan berada di lingkungan pergaulan
yang soleh, rajin dan gaul juga. Tapi, semua balik lagi ke diri kita
masing-masing kan ya.
Belajar Ikhlas
“Apa penyesalan
terbesar kamu selama ini?”
Jika
ditanya seperti itu, mungkin saya akan jawab “ngga masuk jurusan yang saya mau”. Lagi-lagi, padahal saya udah masuk semester 5 dan lagi
senang-senangnya kuliah, tapi saya kembali belum bisa memantapkan hati. Saya
sebelumnya memang ingin sekali masuk jurusan Matematika-nya FMIPA Unpad, tapi
malah nyangkut di FEB kampus sebelahnya karena ngga lolos SNMPTN. Ya, hati
emang nggak bisa dibohongi sih.
Sepertinya
masalah ini ngga usah dibahas haha. Saya harus membangun ulang paradigma tentang
kuliah.
Joseph Stalin
Menjadi
pemimpin memanglah bukan hal yang mudah, apalagi pemimpin yang penuh ambisi dan
revolusioner seperti Stalin (pemimpin Uni Soviet). Hidup dan gaya Stalin
memimpin uni Soviet pasca-revolusi Bolshevik membuat saya terkagum-kagum. Tapi
satu hal yang membuat saya miris, yaitu ia menistakan keluarganya sendiri.
Pada
saat Jerman melakukan Operasi Barbarossa, banyak Tentara Merah yang ditangkap
oleh pasukan Nazi. Salah seorang yang ditangkap bernama Yakov Dzhugashvili yang
merupakan anak dari Stalin. Bagi pihak Jerman, tertangkapnya Yakov menjadi
keuntungan tersendiri karena bisa dimanfaatkan untuk mendesak pimpinan Uni
Soviet agar mau berunding dengan Jerman. Pada saat Jerman terdesak dalam pertempuran,
pihak Nazi menawarkan perjanjian mengenai pertukaran tahanan dimana Yakov akan
digantikan oleh tentara Jerman yang tertangkap oleh Soviet.
Pihak
Jerman berpikir karena Yakov adalah anak dari Stalin, mungkin Stalin dapat
menimbang-nimbang penawaran yang mereka ajukan untuk membebaskan anaknya karena
bagaimanapun Yakov adalah anaknya sendiri. Tapi yang terjadi sangat
mengejutkan, karena stalin dengan dingin menolak penawaran itu sambil berkata “Saya tidak akan bernegosiasi dengan mereka”.
Saya
tidak mengerti apa yang Stalin pikirkan saat itu, apakah ia menganggap Yakov
hanyalah anak yang pengecut karena bisa dengan mudah tertangkap musuh. Apakah ia
malu mempunyai anak seperti Yakov, atau karena memang pengaruh psikologis,
karena sewaktu ia kecil ayahnya sering kasar padanya.
Kita semua mungkin akan berpikiran sama kalau kita berada di
posisi Stalin saat itu, yaitu sudah jelas lebih memilih anak kita bebas. Tapi
mungkin Stalin berpikir, kalau saja dia menyetujui penawaran itu, maka tujuannya
untuk membuat Uni Soviet menjadi negara ‘super power’ tidak akan terlaksana.
Tuh kan apa saya bilang, jadi pemimpin memang bukan hal yang
mudah.
sumber gambar : https://en.wikipedia.org/
10 comments
Environment
ReplyDeleteya environtment..
Deletekayaknya ada di pelajaran sosiologi ya, tentang teori pembentukan perilaku, kalo ga salah
ReplyDeleteiya kayaknya di sosiologi
DeleteYang pertama asli dah serem amaaaaaat :')
ReplyDeleteKalau ada beneran yg gitu di Indonesia kayaknya kakek saya yg marah marah mulu karena saya males banget. Banget yaAllahhhhhhh kenapa saya males banget.
'Eat' nya itu ngga cuma memasukan sesuatu ke dalam tubuh lewat mulut kan ya, bisa lewat mata dan telinga gitu kita masukan ke pikiran. Ya ga sih XD
same here. udah mager keluar dari zona nyaman sih.
Deleteiya, universal sih hehe
izin menyimak
ReplyDeleteItu teori yg dari buku Pak Munandar bukan ya? Ilmu Sosial atau yg Budaya Dasar kali ya.
ReplyDeleteSeance itu kayak yang di film Insidious keknya. :'3 Kan manggil arwah buat komunikasi gitu.
ReplyDeleteSeance itu kayak yang di film Insidious keknya. :'3 Kan manggil arwah buat komunikasi gitu.
ReplyDelete