SUPERNOVA: Inteligensi Embun Pagi

Sudah siap? Oke, saya mengenal serial Supernova-nya Dee Lestari awal tahun 2012, I know, sangat telat. Tapi memberikan keuntungan t...


Sudah siap?

Oke, saya mengenal serial Supernova-nya Dee Lestari awal tahun 2012, I know, sangat telat. Tapi memberikan keuntungan tersendiri karena bisa membaca KPBJ, Akar, Petir, Partikel secara berurutan tanpa menunggu jeda terbit buku selanjutnya. Sehingga setelah Gelombang dan IEP hadir, ingatan akan kepingan-kepingan cerita di keempat buku pertama masih terasa hangat.

Saya ngga akan berbicara banyak karena lebih baik kalian membacanya langsung. Saya hanya akan membagi pengalaman ketika membaca IEP. Di IEP satu demi satu misteri menguap dan membuat saya semakin liar dan membuncah.

Alur ceritanya bergerak cepat, intens, dan menegangkan, seperti membaca novel-novelnya Dan Brown. Semua karakter dikumpulkan disini, nama-nama familiar dari KPBJ sampai Gelombang muncul kembali, menjadikan setiap Keping (istilah pengganti bab oleh Dee) terasa gemuk dan ramai.

btw, foto ini di-like mbak Dee nya :')
Di dalam Gelombang, kita sudah diperkenalkan istilah-istilah baru, seperti Peretas, Infiltran, Sarvara. Maka di IEP ini, kita akan diajak berkutat dan bermain kejar-kejaran bersama mereka. Adanya peperangan antara kubu Infiltran – Peretas dengan Sarvara yang sarat intrik membuat saya kesel, kaget, dan gereget. Saya awalnya dibuat tidak mempercayai siapapun, karena yang baik terlihat jahat dan vice versa.

Intinya semua misteri akan terpecahkan di IEP, siapa Peretas, siapa Infiltran, apa tujuan mereka, kenapa dihalangi Sarvara, apa itu gugus asko, dan semua-semua pertanyaan kamu deh.

Setiap seri Supernova punya isu dan fokus yang menarik banget untuk dibahas. Kalau di KPBJ punya percintaan dan isu homoseksual, Akar dengan pencarian identitas, Petir dengan life style, Partikel punya isu keluarga dan agama, Gelombang dengan lucid dream-nya. Maka yang saya tangkap dari IEP adalah isu penciptaan manusia. Ha, i know right? 

Teori menarik seputar - koloni inteligensi yang mempunyai banyak data, yang menciptakan raga-raga perantara didesain selaras dengan planet beserta isinya, raga-raga perantara ini berbaur dengan planet Bumi, hidup, berkembang biak, terurai dan terlahir kembali - sukses membuat saya merinding. Yang membuat lebih merinding, ketika membaca keping Jin dalam Cawan.

Tadinya saya ingin menuliskan Peretas, Infiltran, dan Sarvara favorit (hehehe), tapi karena pasti mengandung spoiler jadi saya ganti menjadi karakter favorit.

Alfa Sagala atau Thomas Alfa Edison Sagala, si Gelombang, saya suka karakter Alfa karena saya mudah terpincut aksi heroik seseorang (nanti kamu tau sendiri kok!). Alfa seperti merepresentasikan diri saya sendiri (hehe sebel), plus saya suka peliharaannya dia yang selalu datang saat dibutuhkan dan dalam keadaan darurat, ya si JP, Jaga Portibi. 

Lalu Kell. He such a jerk. Karakter paling sweg diantara yang sweg. Hidup Tim Chen-Doll!

Tapi bagaimanapun juga, semua karakter di seri Supernova selalu menarik dengan caranya sendiri. Karakteristik yang kuat untuk setiap peran dibangun Dee dengan sangat baik, sehingga melekat pada mereka, bahkan dari cara penceritaan Dee untuk setiap peran terasa berbeda dan punya gaya masing-masing. Jadi kita tau kalau Bodhi ya itu Bodhi, ketika penceritaan pindah ke Elektra ya bahasanya pun Elektra banget, begitupun Dimas dan Reuben, Mpret, dan lain-lain punya ciri khas gaya penceritaan tersendiri. Just my two cents.

Oh ya, dari scene-scene Zarah dan keluarganya, Elektra dan E-POP, Alfa dan ibunya, Gio dan ayah ibunya, Bodhi dan Liong, saya jadi merenung satu hal. Kerentanan manusia untuk bergantung pada yang bersifat fana selalu menciptakan kisah-kisah indah. Again, just my two cents.

Ada rasa senang dan sedih ketika tahu bahwa IEP ini menjadi seri penutup Supernova. Sebagai orang yang menasbihkan diri sebagai fans Supernova jelas ngga mudah buat melihat kata TAMAT. Tapi saya sih yakin pasti ada sekuel lainnya yang akan hadir, karena ending-nya keliatan…. masih ada yang harus diselesaikan?

Duh, pelipis kanan saya terasa sakit. Kepala ini pening sekali, sepertinya ada aliran data yang masuk. Atau jangan-jangan Sarvara? Ah, saya harus mencari Infiltran, mencari dr. Kalden, Liong, atau siapalah, asal jangan Kell. Jangan Kell!

You Might Also Like

7 comments

  1. dari semua buku itu, gue baru baca yang petir. Hebat, ya?
    itupun tahun lalu, berarti 2015. Bukan buku pertama atau terakhir. milih itu dulu karena dia punya kekuatan.. listrik? X))))
    beneran telat dan harus dari awal lagi ini sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Petir paling banyak komedi diantara yang lainnya sih.

      saya juga mau baca ulang dari awal :')

      Delete
  2. Sori, ga baca dulu posnya, entar deh ke sini lagi. Soalnya kemarin-kemarin sempet kena spoiler kalau si Kell belum mati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukannya di gelombang juga udah disebutin kalo si Kell belum mati? halaman-halaman terakhir satu pesawat sama si alfa.

      Delete
  3. jadi menurut kamu sarvara jahat nggak?

    ReplyDelete
  4. jadi menurut kamu sarvara jahat nggak?

    ReplyDelete